Powered By Blogger

Rabu, 24 November 2010

paragraf deduktif dan induktif

Pembelajaran Menulis Paragraf
Dalam pengembangan sebuah paragraf, dikenal dengan adanya pola pengembangan deduktif dan induktif. Pengembangan paragraf itu sendiri adalah pengembangan kalimat topik ke dalam kalimat-kalimat pengembang. Berdasarkan posisi atau tempat kalimat topik tersebut maka dapat ditentukan jenis pengembangan paragraf , yaitu pola pengembangan deduktif dan induktif
A.   Pola Pengembangan Deduktif
dalam pengembangan paragraf deduktif mesti memperhatikan kalimat topik yang harus berada pada bagian awal paragraf yang kemudian diikuti dengan gagasan pengembang. Hal tersebut dapat didukung dalam pengrtian pola pengembangan deduktif menurut Suparno Mohamad Yunus (2008:3.22) yang menyatakan bahwa “ Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang memiliki kalimat topik pada bagian awal paragraf  dan kalimat-kalimat pengembang setelah kalimat topik.”
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh pola pengembangan paragraf di bawah ini:
Penanaman seribu pohon diselenggarakan oleh pengurus KNPI kecamatan pagerageung di kawasan Tasik utara. Turut berpartisifasi pula tokoh masyarakat, para pelajar di lingkungan sekitar dan pejabat pemerintah setempat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pohon yang berperan dalam menopang stabilisasi lingkungan hidup.
Dilihat dari pola pengembanganya, paragraf diatas memiliki kalimat topik pada bagian awal paragraf yang ditandai dengan huruf tebal kemudian diikuti dengan kalimat pengembang pada kalimat berikutnya, maka kalimat tersebut termasuk jenis paragraf deduktif.
B.      Pola Pengembangan Induktif
pola pengembangan paragraf induktif diawali dengan penjabaran gagasan-gagasan pengembang dan diakhiri dengan gagasan dasar atau kalimat topik. Hal tersebut didukung dalam pengertian pola pengembangan paragraph menurut Suparno Mohamad Yunus (2008:3.22) yang menyatakan bahwa “Paragaraf induktif merupakan paragraf yang meletakan kalimat topik pada akhir paragraf, sehingga informasi dalam paragraf diawali dengan gagasan-gagasan pengembang dan diakhiri dengan gagasan dasar.”
Perhatikan contoh pola pengembangan paragraf dibawah ini!
Lebih dari seratus rumah ambruk, fasilitas beribadah roboh, kantor-kantor pemerintahan hancur bahkan gedung-gedung pencakar langit pun rata dengan tanah, banyak anak-anak kehilangan orang tuanya, tempat tinggalnya, dan sanak saudaranya, peristiwa tsunami masih membekas di hati bangsa Indonesia.

Dilihat dari pola pengembangannya paragraf di atas merupakan paragraf induktif, karena dalam pengembangan paragraf tersebut memaparkan gagasan pengembang terlebih dahulu, sedangkan kalimat topiknya terdapat di akhir paragraf.

MANFAAT MEMPELAJARI POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Dewasa ini, penomena berebut pasar kerja sudah menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat sekarang, banyak pengangguran di mana-mana, bukan hanya dari golongan orang yang tak pernah mengenyam pendidikan saja melainkan orang yang mengenyam pendidikan sangat tinggi pun mengalami hal yang sama.
Dengan adanya pembelajaran pola pengembangan menulis paragraf di sekolah, diharapkan siswa dapat mengembaanngkan kekreatifan siswa dibidang menulis. Sehingga siswa memiliki keterampilan menulis yang dapat di manfaatkan, misalnya menulis di media masa yang dapat menambah pengalaman siswa dalam menulis atau bahkan menjadi sumber penghasilan apabila siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menulis khususnya dibidang jurnalistik.
KONSEP PEMBELAJARAN YANG DAPAT DIPILIH GURU
Untuk pemilihan konsep pembelajaran, khususnya pembelajaran pola pengembangan menulis paragraf, salah satunya guru bisa menggunakan metode discovery.
Metode ini merupakan suatu komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Metode ini dapat digunakan oleh guru dalam beragai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menulis sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajarannya.
Dengan metode discovery diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilannya sendiri dalam menulis sebuah paragaraf yang memperhatikan pola pengembangannya.

PEMBELAJARAN MENYIMAK

BAB 1
KOMPETENSI MENYIMAK
Keterampilan menyimak merupakan suatu keterampilan yang paling sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, selain ketrampilan berbahasa yang lainnya. Namun tidak semua sesuatu yang didengarkan dapat dipahami oleh pendengar, hal ini dikarenakan adanya faktor yang dapat mempengaruhi kualitas mendengarkan seseorang.
Dalam prosses kegiatan belajar mengajar, menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini sudah dilakukan, namun hal itu perlu ditinjau ulang. Apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan selalu diawali dengan proses ini . Oleh karena itu, kemampuan menyimak perlu ditingkatkan melalui pembelajaran, khususnya pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan, salah satu upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran menyimak yang baik, maka sebaiknya seorang guru dalam melakukan proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal, yang mengakibatkan apa yang mesti disampaikan guru dan apa yang mesti dikuasai siswa menimbulkan ketidak jelasan.
A.      Hakikat Menyimak
Pada umumnya seorang bayi yang dilahirkan sudah memiliki kopetensi untuk berkomunikasi, hal ini dibuktikan dengan adanya tangisan setelah dia dilahirkan. Dan tangisan tersebut merupakan komunikasi yang ingin disampaikannya, kemudian seiring dengan waktu, kemampuan itu berkembang menjadi keterampilan menyimak yang akan membawanya pada keterampilan berikutnya, yaitu: keterampilan berbicara, membaca, dan menulis.
B.      Pengertian Menyimak Menurut KBBI dan Para ahli
Menurut KBBI, menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yg diucapkan atau dibaca orang.
Menurut Tarigan, Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menurut Bauer, menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
Menurut Underwood, mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
Menurut Urbana, mengatakan menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the mind).
Dari beberapa pengertian mrnyimak diatas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman dari komunikan sehingga mampu menanggapi pesan yang disampaikan komunikan tersebut.
Tahapan menyimak secara sistematis, meliputi
a.         Hearing (mendengar)
          telinga menerima pesan dari pembicara dalam bentuk bunyi bahasa hearing (mendengar). Suara tersebut kemudian ditranformasikan ke dalam saraf-saraf pendengaran.
b.         Understanding (memahami)
pesan pembicara dalam bentuk semantik.
c.         Appreciate (menikmati)
dengan penuh perhatian suara yang terdengar.
d.         Interpretation (menafsirkan)
          yaitu memahami secara mendalam dan mengaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Logika atau pemikiran dipusatkan pada pemahaman bunyi-bunyi yang didengar. Artinya, penyimak bukan hanya ikut-ikutan mereaksi yang ada di masyarakat, melainkan memiliki kemandirian.
e.         Responding (menanggapi)
penyimak tidak asal merespon tanpa dasar ilmu dan logika yang objektif.
f.           Evaluation (menilai)
          yaitu tahapan terakhir dari suatu kegiatan menyimak, menilai simakan berdasarkan fakta dan data hasil pendengaran, pemahaman mendalam, penafsiran dengan logika empirik.

C.         Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
Menurut ( Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk menentukan keberhasilan menyimak yaitu:
1.          Faktor Pembicara, memiliki enam tuntutan yang harus dipenuhi
a.       Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara dalam menyampaikan materi harus memahami, menguasai, menghayati, apa yang disampaikan pada penyimak.
b.      Berbahasa baik dan benar, pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan ucapan yang jelas, inntonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang tepat. Selain itu isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya.
c.       Percaya diri, pembicara harus percaya diri tampil dengan mantap serta meyakinkan penyimak.
d.      Berbicara sistematis, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang disampaikan mudah dipahami.
e.      Gayaimak menarik, pembicara harus tampil menarik, tidak bertingkah laku berlebihan karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke tingkah laku yang dianggap aneh.
f.        Kontak dengan penyimak dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan menghargai, menghormati, serta menguasai para penyimak.
2.          Faktor Pembicaraan
a.       Aktual, pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini akan menarik dan diminati oleh penyimaknya.
b.      Bermakna
Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi penyimaknya
Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua bermakna bagi
penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan penyimaknya.
c.       Sistematis  Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis agar mudah Dipahami oleh penyimaknya.
d.      Seimbang Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
3.      Situasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses menyimak.
a.    Ruangan
Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang memenuhi persyaratan. Misalnya penerangan, tempat duduk, tempat pembicara, luas ruangan dan alat-alatnya.
b.    Waktu
Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan mempengaruhi si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya; pada pagi hari saat menyimak masih segar dan rilek.


          c.     Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat mempengaruhi proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka proses penyimakan pun kurang berhasil dengan baik.
d.    Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah dioperasikan karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan mengganggu penyimak.
4. Penyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si penyimak.
a. Kondisi
Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini sangat menunjang dalam menyimak.
b. Konsentrasi
Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
c.   Bertujuan
Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan dalam menyimak.
d. Berminat
Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha meminati. Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif.
D.      Ciri-ciri Penyimak yang Baik
Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik.
a.      Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
b.      Konsentrasi
Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang sudah diketahui.
c.       Bermotivasi
Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu. Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan atau motivasi ini tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh menyimak.

d.      Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang sedang dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara, walaupun pembicara kurang menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
e.      Menyimak secara utuh (menyeluruh)
Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si penyimak tidak hanya menyimak yang disukai tetapi menyimak secara keseluruhan.
f.       Selektif
Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia dapat menentukan bagian yang dianggap penting.
g.      Tidak mudah terganggu
Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan perhatiannya, dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
h.      Menghargai pembicara
Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara. Penyimak tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara.
i. Cepat menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi pembicaraan.
j. Tidak emosi
Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok pembicaraan serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
k. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau menyampaikannya sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya asyik membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang diucapkan atau semua yang disampaikan pembicara, sehingga pesan pembicara tidak lagi dapat dipahami. Menilai Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan simakan tersebut.
n. Mendengarkan tanggapan Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.
Sejalan dengan ciri penyimak yang baik, maka dapat diungkapkan karakteristik menyimak adalah:
a.         Bersifat mekanistis, artinya kompetensi menyimak dapat dikuasai melalui banyak berlatih atau berpraktik;
b.        Berhubungan erat dengan pengalaman penyimak, artinya kualitas menyimak bergantung pula pada pengalaman dan pengetahuan penyimak;
c.         Kompetensi menyimak dapat dikembangkan melalui instruksi dan pertanyaan-pernyataan yang bersifat aplikatif.

Untuk meningkatkan efektivitas dalam menyimak maka proses menyimak tersebut memerlukan kemampuan penunjang lain, yaitu:
1)    memusatkan perhatian;
2)    menangkap bunyi;
3)    memahami unsur linguistik;
4)    memahami unsur non-linguistik;
5)    menilai simakan; dan
6)    menanggapi bahan simakan.
Seorang penyimak yang baik dapat diketahui dari beberapa pemenuhan syarat sebagai berikut:
1)    Pada saat menyimak ia melihat kepada pembicara;
2)    Berlaku sopan pada waktu menyimak;
3)    Dalam menyimak ia selalu menjaga ketenangan suasana;
4)    Ikut memikirkan topik yang dikatakan oleh pembicara;
5)    Berkonsentrasi pada waktu menyimak;
6)    Memiliki sikap terbuka;
7)    Menghindari tindakan menginterupsi;
8)    Memperoleh fakta-fakta dari simakan;
9)    Menyampaikan tanggapan/kritik dengan menyertakan alasan yang logis;
10)Menanyakan simakan yang belum jelas secara rasional;
11)Memanfaatkan simakan yang disimaknya;
12)Memperoleh kenikmatan dalam berapresiasi.
 Untuk mempermudah dalam memahami apa yang disimak maka sebaiknya kita mempersiapkan beberapa pertanyaan sebagai berikut: apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana dan mengapa. Dengan mempersiapkan berbagai pertanyaan tersebut kita akan lebih mudah memahami dan menyimpulkan berita atau informasi yang didengar.
Dalam pembelajaran menyimak, maka peserta didik harus diarahkan untuk mengembangkan keterampilan menyimaknya. Dalam pembelajaranya dapat menggunakan pendekatan kontekstual yaitu peserta didik dilibatkan secara maksimal untuk memiliki peran-peran dalam mengondisikan aktivitas berbahasa dalam kelas secara keseluruhan secara kontekstual. Pembelajaran menyimak merupakan pembelajaran yang harus lebih banyak melatih peserta didik dalam meningkatkan daya simak dan daya kritis terhadap bahan yang disimak. Bahan yang disimak dapat berupa teks berita, sambutan/khotbah, diskusi, laporan, puisi, cerita lama, cerpen, novel, dan teks drama.
E.    Pembelajaran Menyimak
Pada bagian awal pembelajaran, sebaiknya guru: (1) menyampaikan “apa manfaat materi pelajaran bagi para siswa”, (2) cara menyimak yang baik; (3) hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum menyimak; (4) melakukan kegiatan menyimak; (5) hal-hal yang dilakukan setelah menyimak; (6)  melakukan kegiatan yang merupakan hakikat dari belajar menyimak; (7) melakukan kegiatan melatih peserta didik dengan melakukan tahapan belajar menyimak.
Berikut ini disajikan salah satu bentuk pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran menyimak dengan kompetensi dasar sebagai berikut:
Aspek       : Mendengarkan
SK              : Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita
KD              : 1.1 menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat
                     1.2 Menuliskan kembali berita yang dibacakan kedalam beberapa kalimat
1.       Guru memberikan penjelasan atau melakukan Tanya jawab
MENDENGARKAN BERITA BERIKUT MANFAATNYA
Bentuk informasi dari laporan atau berita dapat dibagi atas jenis-jenis pokok berikut: (1) berita, (2) opini, (3) iklan, (4) pemberitahuan atau pengumuman, (5) fiksi. Yang dimaksud berita disini adalah yang benar dan pada waktunya tentang suatu peristiwa yang terjadi dimasyarakat, tentang suatu pendapat atau pikiran baru, atau fakta yang menarik serta perlu bagi pembaca atau pendengar
Pernahkah kalian mendengarkan suatu berita dari televisi? Mendengarkan suatu berita atau informasi dari radio atau televisi yang menyajikan berita-berita terbaru sama halnya dengan membaca berita dari surat kabar atau majalah. Untuk dapat memahami dan menyimpulkan isi berita tersebut maka kalian harus berkonsentrasi dalam mendengarkan atau menyimak salah satu contoh berita yang dibacakan secara langsung dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan sebagai berikut: apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana dan mengapa. Dengan mempersiapkan berbagai pertanyaan tersebut kalian akan lebih mudah memahami dan menyimpulkan berita atau informasi yang didengar.
MANFAAT MEMAHAMI WACANA LISAN MELALUI KEGIATAN MENDENGARKAN BERITA
Dewasa ini, informasi atau berita dapat diperoleh dari berbagai media, baik cetak ataupun elektronik, bahkan dunia internet sekarang sudah bisa dijangkau diberbagai daerah. Hal ini membuktikan karena adanya kebutuhan bagi measyarakat akan pentingnya informasi atau berita yang terbaru untuk menambah pengetahuan dan kebutuhan zaman yang selalu menuntut untuk tahu. Melalui berita atau informasi dapat menambah wawasan siswa baik dibidang pendidikan, ekonomi, budaya dan yang lainnya.
Dengan adanya pembelajaran menyimak berita di sekolah, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sebenarnya. Sehingga setelah siswa lulus dari sekolah mereka sudah dibekali berbagai keterampilan, khususnya menyimak berita dan bahkan suatu saat siswa akan merasakan manfaatnya, kareana banyak pula lowongan pekerjaan yang ditawarkan melalui berita, bahkan melalui berita pun mampu memberi insfirasi bagi siswa dalam meenciptakan lapangan pekerjaan. Dan banyak lagi manfaat-manfaat lainnya.
(2) Guru mengecek kembali pemahaman peserta didik dengan bertanya
Apakah kalian sudah paham apa yang harus kalian lakukan pada saat kegiatan menyimak? Coba jelaskan oleh salah seorang diantara kalian (guru memberikan pujian terhadap jawaban siswa, apabila jawabannya benar, dan tidak memponis salah apabila jawabannya kuarang tepat, guru cukup meluruskan terhadap jawabanya itu.)
(3) Guru mengajak peserta didik melakukan kegiatan menyimak
Dalam proses ini guru dapat mempersiapkan sebuah berita yang sudah di rekam dalam tape recorder atau, berita dapat dibacakan langsung oleh siswa dari media masa (Koran) dengarkanlah dengan seksama berita berikut ini!
Perhutani Buka Wisata di Urug Kawalu
Senin, 22 Februari 2010 , 00:28:00
TASIKMALAYA, (PRLM).- Jika selama ini hutan hanya dianggap tanah kosong dengan pengelolan seadanya, maka kini kota Tasikmalaya memilki rest area hutan yang dijadikan tempat wisata. Untuk itu, keberadaan hutan kota diharapkan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebuah wahana baru wisata hutan yang terletak di Kelurahan Urug Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya secara resmi dibukapada Minggu (21/02).
Bentuk pengelolaan hutan itu merupakan kerjasama antara pihak Perhutani unit III Jawa Barat bersama Disbudpar Kota Tasikmalaya. Dengan luas lahan sekitar 100 hektar, rest area itu memiliki berbagai sarana seperti wahana out bond, lintasan motor adventure trail, bahkan lintasan mobil adventure. Di samping menambah objek wisata yang dimiliki Kota Tasik, rest area juga disiapkan sebagai tempat singgah para pengendara yang hendak menuju Tasikmalaya bagian selatan.
Menurut Kepala Perhutani Unit III Jawa Barat, Ir. Bambang Setiabudi,sudah menjadi kewajiban bagi pihaknya untuk mengelola hutan dan bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah. Di antaranya dengan mengembangkan wisata alam seperti pengadaan rest area tersebut. Potensi itu diharapkan memberikan kontribusi terhadap pemerintah daerah maupun Perhutani. "Hasil pengelolaannya sekitar 30 persen untuk pemda, 70 persen untuk kita," ujarnya. (A-14/A-26).***

Dikutip dari PIKIRAN RAKYAT online, Senin 22 Februari 2010




(4) Guru mengontrol kegiatan yang dilakukan peserta didik
guru bertanya pada siswa, apakah kalian mampu mencatat pokok-pokok isi berita tersebut dengan pemahaman kalian sendiri? Coba kalian jawab pertanyaan ini!
§  Siapakah yang diungkapkan dalam berita di atas?
§  Apa yang diperbuatnya?
§  Kapan melakukan perbuatan itu?
(Guru mendengarkan jawaban siswa sebagai respon dalam menyimak. Untuk mengontrolnya guru dapat menggunakan rujukan ungkapan pokok-pokok isi berita, yaitu seperti berikut:
»Perhutani unit III Jawa Barat bersama Disbudpar Kota Tasikmalaya Senin, 22 Februari 2010
» Membuka wahana baru wisata hutan di Urug Kawalu Tasikmalaya Dengan luas lahan sekitar 100 hektar.
Guru mengomentari respon-respon yang diberikan siswa dan memberikan penghargaan atau pujian terhadap siswa yang dapat mengungkapkan hasil simakannya dengan baik.
(5)  Guru mengajak peserta didik untuk mengungkapkan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat
Marilah sekarang mencoba mengungkapkan kembali isi berita tersebut secara lisan dengan kalimat yang runtut dan jelas!
Untuk memudahkan pengungkapan kembali secara runtut, terlebih dahulu kamu dapat menyusun sejumlah pertanyaan, agar mendapatkan kejelasan berita di atas. (Guru mengajak siswa untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu daya simaknya. Pertanyaan yang dimasud diarahkan guru pada sederet pertanyaan berikut):
1.       Apa yang dilakukan Perhutani unit III Jawa Barat dalam memanfaatkan hutan yang terletak di Urug Kawalu?
2.       Bekerja sama Dengan siapa perhutani menjalankan programnya tersebut?
3.       Sarana apa saja yang dibangun dalam peningkatan objek wisata tersebut?
4.       Untuk siapa saja hasil dari pengolahan objek wisata tersbut?

(Setelah mengumpulkan sederet pertanyaan, guru melanjutkannya dengan meminta siswa lain untuk menjawab pertanyaan yang diungkapkan siswa lain). Apakah kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Silakan jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut, dengan tidak melihat kembali teks. Apabila kamu dapat menjawab pertanyaan di atas, berarti kamu dapat mendengarkan berita dari televisi dengan baik.

(6)   Guru melatih peserta didik melakukan kegiatan menyimak dengan teks yang berbeda
Sebelumnya guru telah mempersiapkan sederet pertanyaan.
Simaklah berita berikut ini dengan penuh perhatian dan berkonsentrasi
1.       Lakukan dengan baik agar kamu dapat menjawab pertanyaan berikut:
a.       Siapa yang mengoprasikan kereta api tambahan?
b.      Untuk apa hal itu dilakukan?
c.       Apa yang dikatakan Wakil Kepala Stasiun Purwokerto Supamdo?
2.       Ungkapkanlah kembali secara lisan berita itu dengan kalimat sendiri secara runtut dan jelas!

(Setelah siswa memahami kegiatan yang harus dilakukan pada saat berlatih menyimak guru mempersiapkan teks yang akan dibacakan atau menyiapkan rekaman pembacaan teks berita dari televise yang lainnya. Untuk variasi, guru dapat menyajikan dalam bentuk media audio-visual)
(7) Guru membacakan (memperdengarkan rekaman pembacaan) teks berita agar peserta didik berlatih menyimak
Berikut contoh berita
PT KA Operasikan Kereta Tambahan

Senin, 01 Maret 2010 , 01:24:00
PURWOKERTO, (PRLM).- PT Kereta Api Daerah Operasi 5 Purwokerto Jawa Tengah mengoperasikan kereta api tambahan, KA Sawunggalih Utama EkstraTiket kelas bisnis dan eksekutif dari arah timur tujuan Jakarta. Hal itu untuk mengantisipasi pascalibur panjang.
''Tiket kelas bisnis dan eksekutif dengan tempat duduk sudah tidak ada yang tersisa sampai dengan keberangkatan 1 Maret. Termasuk untuk KA Sawunggalih Utama Ekstra pun untuk tiket dengan tempat duduk sudah habis,'' kata Wakil Kepala Stasiun Purwokerto Supadmo, Minggu (28/2).

Diprediksi pada Minggu malam merupakan puncak arus balik, jumah penumpang membludak. Mengantasipasi luberan penumpang, Daop 5 Purwokerto mengoperasikan kereta api tambahan, yakni KA Sawunggalih Utama Ekstra Tiket.(A-99/A-50)***

Dikutip dari PIKIRAN RAKYAT online, Senin 1 maret 2010


(8) Guru mengajak siswa untuk menuliskan kembali berita yang dibacakan kedalam beberapa kalimat
(Guru bersama dengan peserta didik memeriksa jawaban siswa dari hasil menyimak. Selanjutnya , guru menyampaikan simpulan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan mengajak siswa merefleksinya).